5 September 2009

Surat wasiat


Surat wasiatku untuk keluargaku terutama nasihat ini untuk diriku sendiri dan untuk keluargaku yang darah dalam tubuhnya sama dengan darah yang mengalir dalam tubuhku .. … .

Wahai saudaraku .. . ta’atilah ALLAH dan ikuti apa-apa yang di contohkan oleh Rasul allah MUHAMMAD S.A.W .. insya allah hidupmu selamat dunia akhirat.

Belajarlah sungguh-sungguh dengan akal fikiranmu cernalah apa-apa yang kamu baca dari pengetahuan yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang kamu lihat dari alam raya,,.hayati..,renungkan. Dan semua pelajaran itu bersumber dari al-qur’an,..bacalah ia,pahami,hayati dan renungkan dengan akal fikiran mu,. pelajari ..!!

Wahai saudaraku .. Apa saja petunjuk Allah yang kamu mengerti dan pahami laksanakanlah.. jaganlah tidak serius,hendaklah kamu serius !!bersungguh-sungguh mengerjakannya sesuai dengan kesanggupan yang kamu miliki.

Wahai saudaraku.. Ini pesan penting dari saudaramu ini.. .

Janganlah kamu durhakai Allah sekecil apapun .. Janganlah permainkan perintahnya, kamu sengaja, pura-pura tidak mengenalnya dan pura-pura melupakannya ”padahal kamu tahu’ .. ketahuilah saudaraku Allah akan membuat perhitungan denganmu .. hisab Allah ngak pernah keliru dan balasannya amatlah cepat dan dekat.

Wahai saudaraku.. Aku sangat mengerti kesedihanmu di tinggal orang tercinta .. ibu,ayah.. kakak,adek. Ketahuilah saudaraku kita semua ciptaan Allah, milik Allah dan Allah berkehendak terhadap makhluknya, begitu juga dengan dirimu dan aku .. bila datang waktunya juga akan meninggal semua kembali kepada Allah.

Hendaklah kepergian orang-orang yang berarti dalam hidupmu menjadi pelajaran berharga bagimu,bahwa kematian itu benar pasti berlaku untuk kamu,aku dan setiap makhluk yang bernyawa di bumi ini !! dan hendaklah kamu bersungguh-sungguh,serius mempersiapkan diri untuk menghadapinya .. siapkanlah bekalmu dengan sebaik-baik bekal.

Wahai saudaraku.. .

Sebagaimana kematian itu pasti terjadi begitu pula dengan kebangkitan hidup kembali “sesungguhnya aku akan mati sendiri,,. . di bangkitkan hidup kembali sendiri dan di hisab sendiri”